Sorri kalo judul postingannya gak sesuai dengan EYD (English Yang Disempurnakan). Setelah melalui beberapa tahapan tes yang bisa dibilang tidak mudah, penantian untuk mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik dengan melamar diperusahaan BUMN sirna sudah. Dalam pengumuman yang dikeluarkan oleh BUMN tersebut tidak tercantum nama gw hiks...hiks...hiks...
Tapi tak mengapalah toh sudah merupakan suatu prestasi tersendiri bisa sampai pada tahap wawancara dengan direksi mengingat pada saat tes pertama dulu gw gak terlalu maksa untuk bisa lulus menjadi karyawan, sudah bisa lulus tahap pertama aja dah syukur lagian juga tau sendiri gmana rekrutmen di perusahaan-perusahaan besar apalagi BUMN klo tidak punya kenalan orang yang sudah kerja sebelumnya (koneksi).
Jadi seperti postingan sebelumnya gw dah sangat baersyukur kalo sudah sampai pada tahapan wawancara dengan direksi, kan masih bisa nyoba tahun depan lagi pastinya dengan penuh persiapan gak kaya sekarang yang hanya nothing tulus.....
Rabu, 13 Agustus 2008
Rabu, 06 Agustus 2008
Arip Musthopa Pimpin PB HMI 2008–2010
Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) XXVI di Palembang, kemarin, memilih Arip Musthopa sebagai Ketua Umum PB HMI periode 2008–2010.
Kandidat ketua umum asal Bandar Lampung ini terpilih melalui tahapan pemilihan yang berlangsung dua putaran. Arip Musthopa berhasil menyisihkan 15 kandidat lain. Proses pemilihan sempat diwarnai ketegangan antaranggota HMI. Terutama saat membahas tata tertib pemilihan.
Bahkan, di tengah proses pemilihan, 8 kandidat menyatakan mengundurkan diri sehingga hanya tersisa 7 kandidat. Kedelapan kandidat yang menyatakan mundur adalah Minarni, Nimran Abdurahman, Muhammad Arfan, Imam Safi’I, Jailani, Amiruzzahri, Pemiga Orba Yusra, Deding Zamah Syari.
Sementara 7 kandidat lain yang tersisa pada putaran pertama adalah Hasbullah Khatib, Muslim Hafidz, Arip Musthopa, Andi Sukmono, Adi Wibowo, Farhan Suhada, dan Ahmad Nasir Siregar. Arip Musthopa sudah terlihat memimpin perolehan suara saat putaran pertama pemilihan digelar.
Dia berhasil mengumpulkan 35 suara, disusul Adi Wibowo dan Muslim Hafidz yang meraih 28 suara. Posisi ketiga ditempati Ahmad Nasir Siregar dengan 22 suara dan berikutnya berturut-turut Farhan Suhada dengan 21 suara serta Hasbullah Khatib dan Andi Sukmono dengan 13 suara.
Dari hasil itu, tersisa tiga kandidat yang berhak maju dalam pemilihan putaran kedua. Mereka adalah Arip Musthopa, Adi Wibowo, dan Muslim Hafidz. Melalui mekanisme one man one vote, perolehan suara Arip Musthopa pun masih unggul dibandingkan ketiga kandidat lain.
Arip berhasil mengumpulkan 181 suara, diikuti Adi Wibowo 102 suara dan Muslim Hafidz dengan 36 suara. Sementara satu suara abstain. Koordinator Steering Committee (SC) Kongres Baharudin Hafif mengatakan, calon yang terpilih ini merupakan calon yang terbaik dari HMI. Dia meyakini Arip mampu membawa HMI ke arah yang lebih baik.
”Arip Musthopa merupakan kandidat yang sudah sangat berpengalaman dan mempunyai kemampuan serta kualitas kepemimpinan yang sudah tidak diragukan lagi,” tandasnya. Menurut Baharudin, Arip pernah memimpin HMI Cabang Lampung.
Selain itu, Arip juga pernah menjadi Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI selama dua periode dan terakhir menjabat sebagai Ketua Pembinaan Anggota PB HMI periode 2006–2008. Sementara itu, Ketua Umum PB HMI terpilih Arip Musthopa menyatakan, ada dua hal yang akan dilakukannya selama memimpin HMI, yakni penguatan internal dan eksternal serta melaksanakan hasil rekomendasi Kongres HMI XXVI di Palembang ini.
Menurut dia, untuk penguatan internal, dirinya akan segera melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di HMI. Salah satu caranya melalui pengaderan dan regenerasi. Selain itu, Arip berjanji akan meningkatkan kemampuan organisasi, terutama masalah finansial, sehingga HMI akan menjadi organisasi yang mandiri.
Sumber: seputar-indonesia.com
Kandidat ketua umum asal Bandar Lampung ini terpilih melalui tahapan pemilihan yang berlangsung dua putaran. Arip Musthopa berhasil menyisihkan 15 kandidat lain. Proses pemilihan sempat diwarnai ketegangan antaranggota HMI. Terutama saat membahas tata tertib pemilihan.
Bahkan, di tengah proses pemilihan, 8 kandidat menyatakan mengundurkan diri sehingga hanya tersisa 7 kandidat. Kedelapan kandidat yang menyatakan mundur adalah Minarni, Nimran Abdurahman, Muhammad Arfan, Imam Safi’I, Jailani, Amiruzzahri, Pemiga Orba Yusra, Deding Zamah Syari.
Sementara 7 kandidat lain yang tersisa pada putaran pertama adalah Hasbullah Khatib, Muslim Hafidz, Arip Musthopa, Andi Sukmono, Adi Wibowo, Farhan Suhada, dan Ahmad Nasir Siregar. Arip Musthopa sudah terlihat memimpin perolehan suara saat putaran pertama pemilihan digelar.
Dia berhasil mengumpulkan 35 suara, disusul Adi Wibowo dan Muslim Hafidz yang meraih 28 suara. Posisi ketiga ditempati Ahmad Nasir Siregar dengan 22 suara dan berikutnya berturut-turut Farhan Suhada dengan 21 suara serta Hasbullah Khatib dan Andi Sukmono dengan 13 suara.
Dari hasil itu, tersisa tiga kandidat yang berhak maju dalam pemilihan putaran kedua. Mereka adalah Arip Musthopa, Adi Wibowo, dan Muslim Hafidz. Melalui mekanisme one man one vote, perolehan suara Arip Musthopa pun masih unggul dibandingkan ketiga kandidat lain.
Arip berhasil mengumpulkan 181 suara, diikuti Adi Wibowo 102 suara dan Muslim Hafidz dengan 36 suara. Sementara satu suara abstain. Koordinator Steering Committee (SC) Kongres Baharudin Hafif mengatakan, calon yang terpilih ini merupakan calon yang terbaik dari HMI. Dia meyakini Arip mampu membawa HMI ke arah yang lebih baik.
”Arip Musthopa merupakan kandidat yang sudah sangat berpengalaman dan mempunyai kemampuan serta kualitas kepemimpinan yang sudah tidak diragukan lagi,” tandasnya. Menurut Baharudin, Arip pernah memimpin HMI Cabang Lampung.
Selain itu, Arip juga pernah menjadi Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI selama dua periode dan terakhir menjabat sebagai Ketua Pembinaan Anggota PB HMI periode 2006–2008. Sementara itu, Ketua Umum PB HMI terpilih Arip Musthopa menyatakan, ada dua hal yang akan dilakukannya selama memimpin HMI, yakni penguatan internal dan eksternal serta melaksanakan hasil rekomendasi Kongres HMI XXVI di Palembang ini.
Menurut dia, untuk penguatan internal, dirinya akan segera melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di HMI. Salah satu caranya melalui pengaderan dan regenerasi. Selain itu, Arip berjanji akan meningkatkan kemampuan organisasi, terutama masalah finansial, sehingga HMI akan menjadi organisasi yang mandiri.
Sumber: seputar-indonesia.com
Selasa, 08 Juli 2008
34 Parpol, Efektifkah?
Senin malam (7/7) Ketua KPU Pusat A.H Anshary mengumumkan 34 partai politik yang lulus dalam verifikasi faktual Pemilu 2009. Dalam konfrensi persnya ia menyebutkan 16 Partai lama pemilu 2004 dan 18 partai baru serta 6 partai lokal di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Dalam kerangka pembelajaran demokratisasi, jelas ini merupakan kabar bagus dikarenakan semakin banyak partai maka semakin terbuka kran partisipasi bagi masyarakat dalam berpolitik. "Jumlah 34 partai politik peserta pemilu bisa dilihat sebagai berkembangnya demokrasi, namun bagi rakyat tentu bisa berbeda," papar Direktur Eksekutif Charta Politika Bima Arya seperti dikutip dari wawancara di MetroTV, tadi malam.
Ditengah citra parpol yang buruk dan fenomena golput, penambahan parpol ini nantinya akan menambah daftar persepsi negatif ngatif masyarakat terhadap . Hal tersebut juga didasarkan pada pengalaman dua kali pemilihan umum pasca reformasi 98 yaitu Pemilu 1999 yang diikuti 48 parpol dan pemilu 2004 yang diikuti 24 parpol. Dari dua pemilihan umum tersebut belum memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.
"Idealnya jumlah parpol harus sesuai dengan rentang ideologi di negara ini," papar M. Syihabuddin dosen Ilmu Pemerintah Universitas Lampung. Jumlah parpol yang banyak akan menimbulkan "ketidakaruan" situasi politik. Selain itu, akan meningkatkan jumlah angka pemilih yang golput pada pemilu 2009 nanti, sebab saat ini aja banyak massa dari beberapa partai politik besar yang memilih golput.
Kecenderungan masyarakat yang hanya melihat tokoh besar dalam partai itu juga menjadi salah satu faktor partai tidak efektif, jangankan partai kecil partai besar pun masih banyak masyarakat yang belum mengenal tokoh-tokoh yang ada di dalamnya apalagi platform serta program kerja partai tersebut. Wallahusalam bisawab
Ditengah citra parpol yang buruk dan fenomena golput, penambahan parpol ini nantinya akan menambah daftar persepsi negatif ngatif masyarakat terhadap . Hal tersebut juga didasarkan pada pengalaman dua kali pemilihan umum pasca reformasi 98 yaitu Pemilu 1999 yang diikuti 48 parpol dan pemilu 2004 yang diikuti 24 parpol. Dari dua pemilihan umum tersebut belum memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.
"Idealnya jumlah parpol harus sesuai dengan rentang ideologi di negara ini," papar M. Syihabuddin dosen Ilmu Pemerintah Universitas Lampung. Jumlah parpol yang banyak akan menimbulkan "ketidakaruan" situasi politik. Selain itu, akan meningkatkan jumlah angka pemilih yang golput pada pemilu 2009 nanti, sebab saat ini aja banyak massa dari beberapa partai politik besar yang memilih golput.
Kecenderungan masyarakat yang hanya melihat tokoh besar dalam partai itu juga menjadi salah satu faktor partai tidak efektif, jangankan partai kecil partai besar pun masih banyak masyarakat yang belum mengenal tokoh-tokoh yang ada di dalamnya apalagi platform serta program kerja partai tersebut. Wallahusalam bisawab
Jumat, 20 Juni 2008
Buku Teks "Online" Sudah Bisa Diakses
Puluhan buku teks SD, SMP, dan SMA/SMK yang dibeli hak ciptanya oleh Departemen Pendidikan Nasional sudah diunggah (upload) di internet. Dengan adanya buku digital yang dapat dibaca dan diunduh secara gratis ini, siswa dan sekolah punya pilihan untuk memakai buku teks pelajaran yang terjangkau harga dan terjamin kualitasnya.
Buku-buku teks pelajaran yang sudah lolos penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan dan dibeli hak ciptanya oleh pemerintah itu dapat dibaca dan diunduh lewat portal situs web www.depdiknas.go.id atau bse.depdiknas.go.id. Sampai akhir Juni ini ditargetkan sebanyak 49 judul buku tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK sudah dapat diakses masyarakat.
Namun, terobosan pemerintah dalam menyediakan buku sekolah elektronik (BSE) ini, hingga Kamis (19/6), masih dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, akses ke situs web BSE masih lambat dan sering gagal.
Sugijanto, Kepala Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, menjelaskan, situs web BSE memang masih baru dan terus ditingkatkan kinerjanya. Pemerintah mengupayakan supaya akhir Juni ini minimal 49 judul buku, terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, sudah diunggah ke internet serta mudah diakses masyarakat.
Tahun ini direncanakan ada 250 judul buku yang dibeli pemerintah untuk tingkat SD, SMP, SMA/SMK, dan dijadikan BSE. Buku-buku tersebut meliputi 16 mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Situs web BSE ini akan terus disempurnakan sehingga berfungsi secara optimal, paling lambat awal Agustus ini. Program buku pelajaran online ini akan diresmikan Presiden.
Sumber: Kompas.com
Langganan:
Postingan (Atom)