Sabtu, 19 April 2008

Bersahabat dengan kekerasan

Beberapa hari ini kita dikejutkan oleh berita-berita yg membuat bulu kuduk kita berdiri. Kekerasan saat ini seakan-akan sudah menjadi budaya yg lumrah. Mulai dari grass root hingga pada tataran level yg lebih tinggi.
Mungkin belum hilang dalam ingatan kita kejadian mutilasi yang terjadi di bekasi beberapa hari lalu. Selang beberapa hari kemudian di surabaya terjadi aksi carok yang terjadi secara terang-terangan dimuka umum bahkan di depan mata sang istri korban. Ini menandakan betapa kekerasan menjadi jalan pintas untuk keluar dari segala permasalahan.
Pada tingkatan yg lebih tinggi kekerasan dilakukan secara kolektif, mungkin kita ingat bagaimana kaum Ahmadiyah di beberapa daerah di usir dan di bakar tempat tinggal serta tempat ibadahnya. Keputusan bakor pakem yg memutuskan bahwa aliran Ahmadiyah dilarang akan melegalisasi kekerasan kolektif yg di lakukan oleh pihak-pihak yg tidak menginginkan aliran Ahmadiyah tumbuh subur di Indonesia.
Kekerasan sudah merupakan bagian dari sunatullah sehingga itu tidak dapat dihindari ataupun dihilangkan dari muka bumi. Tapi bukan karena itu lalu kita mengamini bahwa kekerasan merupakan suatu yg biasa tetapi kini saatnya bagaimana membuat kekerasan2 yang terjadi menjadi sebuah manifesto untuk masa depan yang lebih baik antar sesama umat manusia.

1 komentar:

  1. kekerasn sekarang udah jadi budaya, kebanyakan orang bangga nunjukin powernya dengan kekerasan.....kapan ya masyarakat indonesia bisa sadar.....salam kenal

    BalasHapus

Buat yang mau komentar isi aja jangan malu-malu