Senin, 21 April 2008

Film Religi Menjadi Tren Masa Kini

Film Kun Fayakuun saat ini mulai di putar di bioskop-bioskop. Film Ini bertemakan religi dimana ada seorang penjual kaca keliling hidup dengan keluarga yang dihimpit kemiskinan. Ia tinggal bersama istri dan kedua orang anak di sebuah rumah dari kayu. Film ini merupakan film kedua yang bertemakan religi setelah film Ayat-ayat Cinta (AAC). Tidak seperti film AACyang dibintangi oleh para pendatang baru, dalam film ini banyak diperankan oleh beberapa aktor maupun aktris kawakan.

Dikeluarkannya film ini menandakan bahwa saat ini tren film Indonesia akan memasuki tren film yang bertemakan religi. Mungkin masih banyak diingat, keluarnya film Ada Apa Dengan Cinta (AADC)yang seketika menjadi box office sekitar tahun 2002 dapat dikatakan sebagai tonggak bangkitnya lagi dunia perfilman Indonesia. Tak hanya itu keluarnya AADC membawa tren drama percintaan remaja SMU sebagi tema pada film Indonesia pada saat itu. Maka tak heran kalau banyak film maupun sinetron yang beredar di Indonesia didominasi oleh Film -film yang bertemakan drama percintaan remaja. Hingga penonton Indonesia mengalami kejenuhan mengenai drama percintaan remaja.

Kemudian tren Film Indonesia berganti kepada tema misteri dimana ini diawali dengan keluarnya film Jalangkung dimana setelah film ini muncul banyak film-film Indonesia yang bertemakan misteri muncul tidak hanya puluhan bahkan ribuan film bertemakan misteri muncul baik itu di layar kaca ataupun layar lebar.

Kini tren itu berubah kembali stelah sekian lama tren film berbau mistis serinkali muncul. Tren film bertema religi ini diawali dengan munculnya film Ayat-Ayat Cinta dimana film ini meraup 3 juta penonton (itu mungkin belum termasuk yang nonton cd bajakannya) dan kini tren fil bertema religi mulai menjamur tidak hanya pada saat hari besar saja (Idul fitri, Idul Adha). Habiburahman Al Siraij yang menulis novel AAC bahkan kini sedang melakukan survei untuk film dari novelnya yang kedua.

Kecenderungan inilah yang nantinya akan membawa tren film Indonesia bertema religi. Yah kita tunggu saja film-film Indonesia yang akan keluar nantinya. Dan semoga banyaknya film yang keluar nantinya tidak hanya mementingkan segi komersialnya saja tetapi juga dari segi kualitas dan juag pesan penting yang membangun bangsa ini. Hidup Dunia Perfilman Indonesia.....

Sabtu, 19 April 2008

Bersahabat dengan kekerasan

Beberapa hari ini kita dikejutkan oleh berita-berita yg membuat bulu kuduk kita berdiri. Kekerasan saat ini seakan-akan sudah menjadi budaya yg lumrah. Mulai dari grass root hingga pada tataran level yg lebih tinggi.
Mungkin belum hilang dalam ingatan kita kejadian mutilasi yang terjadi di bekasi beberapa hari lalu. Selang beberapa hari kemudian di surabaya terjadi aksi carok yang terjadi secara terang-terangan dimuka umum bahkan di depan mata sang istri korban. Ini menandakan betapa kekerasan menjadi jalan pintas untuk keluar dari segala permasalahan.
Pada tingkatan yg lebih tinggi kekerasan dilakukan secara kolektif, mungkin kita ingat bagaimana kaum Ahmadiyah di beberapa daerah di usir dan di bakar tempat tinggal serta tempat ibadahnya. Keputusan bakor pakem yg memutuskan bahwa aliran Ahmadiyah dilarang akan melegalisasi kekerasan kolektif yg di lakukan oleh pihak-pihak yg tidak menginginkan aliran Ahmadiyah tumbuh subur di Indonesia.
Kekerasan sudah merupakan bagian dari sunatullah sehingga itu tidak dapat dihindari ataupun dihilangkan dari muka bumi. Tapi bukan karena itu lalu kita mengamini bahwa kekerasan merupakan suatu yg biasa tetapi kini saatnya bagaimana membuat kekerasan2 yang terjadi menjadi sebuah manifesto untuk masa depan yang lebih baik antar sesama umat manusia.